Fakta Yang Menghambat Indonesia Cepat Maju
Indonesia memang sudah tergolong sebagai negara maju. Tidak negara berkembang lagi. Namun faktanya kemajuan itu seperti kurang terasa atau berjalan lambat. Berikut ini beberapa fakta yang menghambat proses kemajuan Indonesia. Fakta ini ada di sekitar kita namun entah karena kita memang tidak menyadari atau tidak peduli, fenomena ini tampaknya semakin marak saja. Kenyataan ini juga tidak terjadi pada seluruh anak bangsa, namun memang persentasenya jauh lebih besar.
Indonesia Maju |
Orang Indonesia tidak tepat waktu
Jika Anda adalah orang
yang sering menghadiri rapat, pertemuan atau acara lama kelamaan Anda akan
datang beberapa puluh menit setelah waktu yang tertulis di undangan. Kenapa
demikian? Karena Anda sudah hapal dengan kebiasaan orang Indonesia yang sering
datang tidak tepat waktu.
Ini tidak hanya terjadi
pada acara-acara pribadi, misalnya pernikahan atau pesta ulang tahun saja.
Rapat dengan lurah di Balai desa, upcara peringatan hari besar nasional dan
rapat dengan pejabat tinggi pun sudah wajar kalau molor. Kasihan orang-orang
baru, mereka tidak berani datang terlambat dan harus menunggu lama sebelum
acara dimulai.
Karena datang tidak tepat
waktu sudah menjadi budaya di Indonesia maka si pembuat undangan juga sudah
mengantisipasinya. Caranya, jika acara akan dimulai pukul 08.00 maka di akan
menulis di undangan datang pukul 07.00. Lalu ini menjadi kode umum yang sudah
dipahami bersama, bahwa acara molor setengah hingga satu jam adalah hal yang
lumrah. Jika Anda datang tepat waktu justru itu yang aneh dan Anda akan
menderita sendiri karea na harus menunggu.
Kenyataan ini tentu saja
menjadi faktor penghambat kemajuan Indonesia. Para pebisnis tulen, apalagi dari
negara-negara yang benar-benar sudah maju sangat menghargai pentingnya waktu.
Ada ungkapan yang berasal dari luar Indonesia: Time is Money, yang artinya
Waktu adalah Uang. Jika budaya molor ini terus dipelihara maka akan sulit bagi
bangsa Indonesia menjalin hubungan yang menuntungkan dengan negara maju yang
lain. Berita buruknya adalah bahwa kebiasaan tidak tepat waktu orang-orang
Indonesia ini sudah dikenal oleh banyak negara lain.
Orang Indonesia Tidak disiplin
Fenomena penghalang
kemajuan Indonesia berikutnya adalah masalah kedisiplinan. Mau contoh?
Di Palang Pintu Kereta Api
Saat palang sudah ditutup
masih banyak kendaraan (terutama sepeda motor) yang masih berusaha melewatinya.
Alasannya terburu-buru dan kereta masih lama datangnya.
Tidak mau memakai masker
Saat terjadi wabah atau
pandemi penyakit tertentu (misalnya penyebaran virus covid-19) pemerintah
Indonesia jelas-jelas meminta masyarakat agar selalu mengenakan masker. Ada
sangsi jelas dan tegas yang mengikutinya. Namun yang terjadi di masyarakat
sungguh mengecewakan. Sebagian besar masyarakat abai dengan anjuran pemerintah
ini. Mereka mempunyai rbuan alasan untuk menolak memakai masker.
Tidak hanya rakyat biasa,
ASN dan lurah juga banyak yang tidak memakai masker. Mereka adalah wakil
pemerintah namun perbuatan mereka menggembosi kewibawaan pemerintah.
Pemerintah Indonesia tidak fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia
Coba simak baik-baik
cerita yang sering disampaikan oleh guru-guru zaman dulu berikut ini. Konon
sesaat setelah Jepang porak poranda akibat bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki
dan Hiroshima, yang ditanyakan oleh kaisar Jepang pertama kali adalah: Berapa
jumlah guru yang masih hidup? Setela semua guru yang berhasil didata maka
banyak diantara mereka yang dikirim untuk belajar ke luar negeri, ke
negara-negara yang lebih maju daripada Jepang. Hasilnya? Pada tahun 1945
Indonesia dan Jepang ibaratnya sama-sama masih bayi. Indonesia baru merdeka dan
Jepang hancur lebur. Namun apa yang terjadi sekarang sungguh sangat bertolak
belakang. Jepang sudah melesat cepat menjadi negara industri maju sedangkan
rakyat Indonesia masih rebutan bantuan langsung tunai. Bagaimana juga dengan cerita guru di Indonesia saat ini?
Kejahatan korupsi yang
masih banyak terjadi selama beberapa tahun secara terus menerus menunjukkan
bahwa kurikulum pendidikan di Indonesia telah gagal membuat rakyatnya untuk
bersikap anti korupsi. Bukan hanya menteri, bupati atau anggota legislatif,
bahkan tokoh yang dianggap sangat paham agama pun melakukan korupsi.
Kejahatan korupsi yang
disebutkan di atas hanya salah satu contoh saja. Masih banyak contoh-contoh
yang lain yang menunjukkan pemerintah abai dalam peningkatan SDM ini. Misalnya
ada anak dari keluarga miskin yang tidak bisa melanjutkan sekolah. Anak itu
mungkin bukan peringkat 1 di sekolahnya namun dia mempunyai tekad yang sangat
kuat dan karakter bagus. Bisa jadi dia sudah mendapat bantuan melalui kartu
tertentu, namun jumlah nominal tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.
Intinya kenapa negara
tidak bisa menggunakan sistem yang sederhana dan cepat agar semua anak miskin
yang ingin melanjutkan sekolah bisa mewujudkan mimpinya?
Studi banding yang
katanya dengan tujuan ingin meningkatkan mutu SDM ternyata juga lebih banyak
terisi dengan acara jalan-jalan dan menghambur-hamburkan uang yang tidak
sedikit untuk membayar sewa hotel.
Atau sekarang lihatlah
Singapura. Negara mini yang bisa dikatakan tidak mempunyai sumber daya alam apa
pun itu ternyata adalah tempat investasi favorit untuk tataran global.
Kantor-kantor cabang perusahaan multinasinal bertebaran di negara ini. Ini
karena pebisnis internasional telah mengenal dan mengakui bahwa orang-orang
Singapura sangat disiplin dan profesional dalam bekerja. Lalu bagaimana
penilaian masyarakat internasional terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia?
Post a Comment for "Fakta Yang Menghambat Indonesia Cepat Maju"