Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Biografi Gus Miftah dan Dakwah Yang Dianggap Tak Wajar

Gus Miftah/Instagram Gus Miftah


Baru-baru ini nama Gus Miftah ramai jadi bahan pambicaraan karena melakukan dakwah di tempat yang dinilai aneh, yaitu gereja. Padahal pendakwah yang mempunyai nama lengkap KH Miftah Maulana Habiburrahman ini sudah belasan tahun melakukan dakwah yang dianggap ganjil. Sasaran dakwah beliau antara lain di kompleks prostitusi Pasar Kembang ( Sarkem) Yogyakarta dan para wanita pekerja malam di Bali.

Gus Miftah Bukan Keturunan Kyai?

Ada juga yang berpendapat  bahwa beliau tidak layak memakai nama Gus di depan namamya karena bukan anak kyai. Menurut bidata Gus Miftah yang lahir di Lampung 5 Agustus 1981 tersebut masih ada hubungan darah dengan Kyai Ageng Hasan Besari Ponorogo. Beliau adalah trah ke-9 kyai kharismatik pendiri pondok pesantren Tegalsari tersebut. Nama Kyai Hasan Besari sendiri terkenal pada masa pecahnya kerajaan Mataram Islam.

Gus Miftah pernah menjadi mahasiswa di UIN Yogyakarta dan aktif dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Organisasi massa yang menjadi afiliasinya adalah Nahdlatul Ulama (NU). Ini berarti Gus Miftah bukan pendakwah kaleng-kaleng karena beliau sudah berdakwah sejak sangat muda. Bahkan segmen dakwah yang dipilihnya adalah orang-orang yang terpinggirkan dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

Gus Miftah juga mengelola pondok pesantren "Ora Aji" di Dusun Tundan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ora Aji berasal dari Bahasa Jawa yang artinya tidak ada harganya. Maksudnya adalah apapun yang ada di dunia ini tidak ada harganya di mata Allah, kecuali ketakwaan saja. Pondok pesantren "Ora Aji" juga unik karena santrinya berasal dari berbagai kalangan.

Model Dakwah Gus Miftah

Di pesantren "Ora Aji" beliau pernah mengajak tampil satu panggung dengan perempuan yang pernah bekerja sebagai PSK. Namun agar identitasnya tidak terbongkar beliau meminta wanita tersebut memakai cadar. Para pemain klub sepak bola PSS Sleman juga pernah dibawa ke pesantren "Ora Aji" untuk mendapatkan gemblengan spiritual sebelum Liga 1 dimulai. Selain Sebagian besar mahasiswa ada juga mantan napi dan mantan pekerja salon plus plus yang belajar di pesantren Gus Miftah. Mereka tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis

Sebenarnya model dakwah Gus Miftah banyak yang wajar-wajar saja. Misalnya beliau pernah berdakwah di Balai Kota Jakarta, kantor bupati, walikota, TNI, Polri, Kantor Pajak dan Bea Cukai.

Namun yang menjadi heboh adalah saat beliau berdakwah di Bali. Di pulau Dewata tersebut jamaah beliau adalah para wanita pekerja malam dengan pakaian seksi. Padahal mengenai dakwah model seperti ini sudah belasan tahun beliau lakukan di lokasi prostitusi Sarkem Yogyakarta. 

Dan yang paling membuat gembar adalah saat Gus Miftah membaca puisi dan melakukan pidato kebangsaan di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung Penjaringan Jakarta Utara berapa waktu yang lalu. Banyak tokoh yang berkomentar bahwa hal itu tidak pantas dilakukan, namun juga tidak sedikit yang mendukung.

Dari data yang terkumpul dari berbagai sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa Gus Mftah adalah sosok kyai dan mubaligh yang lumrah saja. Namun beliau mempunyai ciri tambahan khusus yaitu suka berdakwah pada kaum marjinal. Bila ada orang yang belum memahami itu wajar saja, seperti misteri wafatnya Sultan Hadiwijaya.

Pernyataan-pernyataan Gus Miftah

Meskipun sering berdakwah di dunia remang-remang namun beliau mengaku belum pernah mengkonsumsi alkohol setetes pun. Gus Miftah juga bukan seorang perokok. Pemandu acara “Ngorol Bareng Gus Miftah” di stasiun televisi iNews ini menampik tuduhan bahwa beliau melakukan semua itu karena mendapat bayaran yang besar dan suka berkumpul dengan berkumpul dengan perempuan-perempuan seksi. Beliau dengan tegas mengatakan bahwa semua itu dilakukan dengan niat murni berdakwah.

Gus Miftah pernah diundang untuk mengisi pengajian di sebuah masjid kecil di Demak, Jawa Tengah. Beliau datang tepat waktu dan menyampaikan ceramah dengan antusias. Amplop yang diberikan oleh panitia pengajian juga standar saja. Pada kesempatan tersebut beliau banyak memberikan kritikan mengenai masih banyaknya kaum muslim yang percaya pada klenik dan tahayul. Beliau juga sedikit menceritakan pengalaman pribadinya yang berani melawan mitos-mitos menyesatkan ini. Misalnya beliau bercerita bahwa pernikahan beliau dilakukan pada bulan Suro. Bulan Suro adalah bulan pantangan menikah bagi orang Jawa. Dengan berseloroh Gus Miftah menambahkan bahwa justru beliau mendapat amplop yang sangat banyak dari para tamu yang datang ke hajatan tersebut. Kenapa demikian? Karena tidak ada saingan, tidak ada yang berani menggelar hajatan di bulan itu, candanya.

Demikian sedikit informasi mengenai biodata Gus Miftah dan metode ceramah yang dianggap tidak lumrah. Informasi ini dikumpulkan dari berbagai sumber.

  


Post a Comment for "Biografi Gus Miftah dan Dakwah Yang Dianggap Tak Wajar"